Selamat malam….hari yang begitu
melelahkan ditambah dengan datangnya kabar yang begitu menyesakkan… Ini Untuk Sahabat Aku Eneng Fitri Marlianasari yang sudah berpulang dengan tenang tepat hari Minggu 14 Oktober 2012……………..
Sebuah kabar yang tak pernah gue duga yang tak pernah
gue kira,,kabar itu datang bagaikan petir yang menyambar hati dan kepala gue,,semua
pecah bertumpah ke dalam satu wadah yang tak tahu entah dimana keberadaannya…
Gue termenung sendiri, melongo
tak percaya akan keadaan saat ini dan kenyataan yang harus gue terima. Saat itu
fikiran gue kembali ke tujuh tahun yang lalu.
Saat itu gue masih unyu-unyu
banget masa SMP saat kita bertemu dengan orang-orang dari berbagai daerah di
kota gue. Kebetulan Sekolah gue saat itu lumayan terkenal dan dengan waktu yang
singkat gue juga bisa beradaptasi dengan baik dan bertemu dengan temen-temen
yang care bahkan sehati banget.
Saat itu gue masuk dan kenal
dengan sahabat deket gue, sahabat yang terima gue apa adanya,Yah dulu gue itu
pendiem, cupu tapi cukup pintar, Gue gak bisa bergabung dengan temen-temen
lainnya, mengobarol dan bercanda apalagi dengan anak-anak cowok, setidaknya itu yang gue rasain.
Tapi seorang wanita gemuk, manis
dan sederhana mendekati gue, dengan senyum
yang manis dia mendekatiku berusaha mendekatiku dan bertanya tentang PR
yang harus dikerjakan.
“ hmm,,,kamu bisa ngga kerjain
ini??” Tanyanya
Gue tersenyum menandakan gue bisa,
Lagi-lagi dia mejawab. “ Boleh ajarin aku oya nama ku Eneng Fitri Marliana
sari” tambahnya lagi.
“ Piroh, Panggil aja aku phie
“ jawabku sambil tersenyum.
“ Oke phie…” jawabnya sambil
tersenyum juga. Senyum yang tak akan gue lupain sampai kapanpun. Sejak saat itu
gue dan dia berteman begitu dekat.
Persahabatan kita semakin kental, kita
udah ngerti satu sama lain. Dia memang orang yang sederhana. Caranya menggunakan
kerudung ala kadarnya adalah salah satu ciri khasnya, simple dan sederhana
yang selalu dan selalu akan gue inget.
“ Ipiiiiiiiiiiiii…..” Teriak dia
kearah gue jika kita ketemu di pagi hari atau memanggil gue dari jarak jauh.
Awalnya gue sempet kesel karena di panggil itu, tapi lama kelamaan gue enjoy
juga, hanya orang-orang terdekat gue yang panggil “ ipi” ama gue dan dia salah
satunya.
Gue tersadar lagi di dunia
sekarang, menangis tak terasa air mata mengalir di pipi gue. Air mata kesedihan
dan dada gue terasa sesak, Sesak banget. Dan kejadian itu kembali lagi saat
enam tahun yang lalu.
Saat itu gue dan Eneng makin deket,
dan menginjak kelas dua SMP kita makin sibuk dengan ekstrakulikulier PRAMUKA
yang diadakan setiap hari jum’at. Gue yang emang jarak rumah jauh dan gak bisa
pulang karena terbentur ongkos yang lumayan, gak pernah ambil pusing Karena
saat itu ada sahabat hati gue eneng.
Rumahnya memang tidak dekat
dengan sekolah, tapi dengan berjakan kaki dalam waktu 10 menit bisa sampai ke
rumahnya dan itu yang sering gue lakuin tiap hari jumat. Dia dengan senang hati
ajak gue ke rumahnya dan orangtuanya begitu ramah. Sebuah keluarga sederhana
tapi sangat murah dengan senyum.
“ Ipiiii..makan dulu yuk,,,tapi
gak ada apa-apa,,,cuman ada ikan tongkol,,ini kesukaan aku banget..” teriaknya
pelan sambil membuka pintu kamarnya karena saat itu gue baru selesai sholat di
kamarnya.
“ Yuk,,,gak apa-apa .. aku juga
suka ikan tongkol kok” jawabku sambil nyengir,,Dia tersenyum. Senyum yang bikin
gue sesek sekarang. Kita segera makan siang dengan lahap, dengan ikan tongkol
yang sederhana tapi rasanyanya layaknya makan di restoran.
“ Ipiiii…ayok berangkat….”
Teriaknya dari kejauhan. Panggilan itu benar-benar bikin gue nyaman, nyaman
banget. Nada bicaranya yang agak cadel bakal menjadi hal yang paling gue
rindukan di masa mendatang.
“ iyaa,,,sabar” jawab gue
seadanya, gue emang agak lelet dalam urusan beginian. Dia tersenyum sambil
berkacak pinggang dan menatap gue dari kejauhan. Gue nyengir, yah gue cuman bisa
nyengir atas kelakuan gue ini. Gue lari dan segera melingkarkan tangan gue di pundaknya, sebuah
pertemanan yang indah sekali. Kita berjalan lagi di terik matahari yang besinar
begitu ganas untuk sampai ke sekolah gue.
Gue terisak, gue seolah kembali
ke masa sekarang. Masa dimana gue harus menerima kenyataan pahit tentangnya.
Gua gak percaya,,yah gue gak percaya..dan gue kembali ke masa lima
tahun silam.
Saat itu kita naik kelas lagi,
dan sayangnya gue gak sekelas ama eneng. Gue sempet sedih tapi gak masalah toh
kita masih tetep satu sekolah. Masih bisa berbincang dan bertemu walau tidak
begitu dekat layaknya tahun-tahun sebelumnya.
Kelas tiga masa dimana paling
sibuk karena memang harus ada less dan persiapan untuk ujian sekolah. Masa
bermain pun terkadang harus ditelan pahit karena kita mengejar target yang saa
itu nilai tingkat kelulusan dinaikan, alhasil waktu gue ketemu ama eneng pun
makin minim, sampai kita lulus kita masih terus berhubungan baik.
Saat paling jauh adalah ketika
kita memilih sekolah SMA masing-masing. Gue diterima di SMA 4 Pandeglang dan
dia di SMA 11 Pandeglang. Jarak kedua sekolah jauh dan kita hampir gak ada waktu
buat ketemu. Ditambah gue emang paling males kalau ketemu ataupun reunian tanpa
ada motor dalam arti gue harus naik kendaraan umum, yah setidaknya itu sifat
paling jelek gue semua inginnya serba mudah.
Masa-masa SMA gue lakuin seperti
halnya murid yang lain. Tanpa keberadaan eneng mungkin agak hampa tapi bisa
terobati dengan hadirnya orang-orang
baru di sekeliling gue saat itu. Entah itu kapan tepat waktunya. Saat gue kelas
tiga SMA ( yeah udah tiga tahun gue ama dia gak pernah ketemu ) ada sebuah sms datang
ke Hp gue.
“ Ipiiiiiiiii…….” Aksen tulisan
dan panggilan itu langsung gue kenal..Dengan cepat gue langsung jawab.
“ Apaaaaaaaaaaaaa…..?” Dengan
nada yang ramah.
“Gimana kabarnya? Sombong banget
sih….” Tulisnya lagi, Gue mengerenyitkan dahi. Gue masih bingung ini siapa
karena berasal dari nomor yang tak dikenal, yang gue tebak saat itu pasti ini
temen SMP karena temen SMA gak ada yang panggil gue “ ipi”.
“nggak atuh,,,emang ini siapa?
Maaf…” jawab gue sopan takutt membuat
hatinya marah.
“ Ini Eneng Fitri ipiiiii..inget
ngga??” Tanya dia lagi dalam tulisannya. Spontan gue girang, senyum lebar. Yeah
sahabat hati gue sms, udah hampir tiga tahun kita gak bertegur sapa karena beda
sekolah dan gue baru punya HP akhr-akhir ini.
“ Enenggggggggg……apa
kabarrrrrrrrrrrr?? “ Tanya gue dalam nada sms girang.
“Baik,,ipi gimana?? Kita ketemuan
yuk,,,” ajak dia dengan nada yang bisaanya.
“ Hemmh,,,gimana yah,,,tar kita
lihat waktu yang tepat yah” Jawab gue singkat. Seperti biasa sifat jelek gue
kambuh. Hal yang paling penting seperti ini harus gue lewatin.
“ Owh,,oke…” Jawab dia singkat
dan dilanjutkan dengan perckapan kita tentang hal lain yang bikin gue
kangen,,kangen dan kangen banget terutama sekarang.
Lagi-lagi gue kembali ke masa
sekaarang, Tahun 2012. Saat gue sedang terpku melihat layar monitor sambil
menangis dengan sesak di dada. Saat itu gue sedang asyik main social media dan seorang temen SMP sekaligus
temen SMA gue nulis di kronologi gue.
“ Phie,,inget ngga sama eneng
fitri?” Tanya dia to the point. Karena gue ngerasa kenal dan deket banget
langsung gue jawab dengan perasaan positiv thinking.
“ Kenal,,kenapa? Ada kabar baik
tah?” Tanya gue singkat, karena seingat gue setiap ada yang Tanya tentang temen
SMP pasti ada kabar baik seperti pernikahan dan sebagainya. Namun dada gue
terasa sesak,, sakit dan tersa tersambar petir saat temen gue bales di
kronologi gue.
“ nggak phie…dia MENINGGAL minggu kemarin…:’( “ Jawabnya dengan emoticon
yang nangis. Gue kaget jelas gue kaget. Gue langsung lemes. Nggak mungkin dia
pasti bohong. Gak lama lagi dia bakal bilang “ nggak phie bohong,,,” Setidaknya
itu jawaban yang gue harapin.
“ Innalillahi…serius.? jangan bercanda
…emang kenapa?” Tanya gue dengan nada yang tegas dan berharap dia gak menjawab
sesuatu yang bikin gue makin sesek.
“ Iya phie,,serius…gara-gara
kecelakaan.4 bulan yang lalu” Jawaban temen gue makin buat gue lemes,
seolah-olah tulang dalam tubuh gue ikut luruh dengan luruhnya air mta gue yang
gak kerasa. Empat bulan bukan waktu yang sedikit, selama empat bulan gue kemana
aja,? Sekalipun gue gak pernah ketemu dia,,? Permintaan dia setahun yang
lalupun untuk bertemu ama gue gak gue kabulin…Temen macam apa gue ini??. Saat
itu gue ngerasa orang yang paling tidak berguna di muka bumi ini.
Gue masih gak percaya, gue Tanya
lagi untuk memastikan kebenarannya. Dan temen gue jawab dengan pasti bahkan dia
ngajak gue buat ngelayat untuk kepergiannya yang ke tujuh hari. Gue makin
sesek,,dada gue serasa di tusuk- tusuk ribuan jarum, rasa ini lebih sakit
dibandingkan gue harus kehilangakn Hp LG gue, rasa ini lebih sakit,,sakit
sekali. Mungkin ini maksud gue waktu yang tepat, adalah saaat kepergiannya yang
ke tujuh hari……….
Andaikan gue bisa putar waktu
setidaknya gue bakal kabulin permintaan dia yang terakhir untuk ketemu ama gue,
tapi gue yang emang pemalas jadinya gua nyesel setelah dia pergi untuk
selamanya. Yeah pergi untuk selamanya, tak akan ada lagi yang manggil gue “
ipiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii….” Dengan logatnya yang cadel dan tak akan ada lagi
yang selalu terima gue apa adanya di rumah dia dan ,,,dan,,,gue gak bakal lagi
ngelihat senyumnya.
Sedikit demi sedikit bayangan dia
mulai menghilang,, gue gak mau. Kenapa senyumnya yang manis tiba- tiba terlihat
suram di fikiran gue, seolah menjauh dan pergi menjauh. Gue gak mau dia pergi,
gak mau…
Gue sedih,,amat sedih…teman baik gue,,temen
lama SMP gue,,,dia pergi duluan,,dia meninggalkan gue tanpa pamit
Satu kalimat yang ingin gue ucapin ke dia
“ Neng, Maafin ipi yah..maaf
banget karena nggak bisa ngabulin permintaan eneng untuk ketemu ama pi..mungkin
ini sudah terlambat, pi hanya bisa mendo’akan semoga semua kebaikan eneng
diterima oleh Allah SWT dan mampu menghapus dosa-dosa sehingga eneng bisa
tenang disana. Amin”
Temen- temen blogger yang baca
tulisan ini, gue hanya mau nyaranin bahwa penyesalan memang hanya akan terasa di
akhir, jadi manfaatkan waktu sekarang, dan buat kalian yang berkenan mohon do’a
nya juga untuknya, shabat gue,,,sahabat selamanya.