Senin, 14 Januari 2013

With Superstar


Pagi ini Raisya berangkat lebih awal menuju ke kesekolahnya, bukan tanpa alasan dikarenakan hari sebelumnnya dia telat masuk sekolah dan hari ini pak kepala sekolah sendiri yang turun di depan gerbang untuk menunggu kedatangan raisya.
“ Aishhhh,,,,pak kepsek gak tahu apa kalo gue harus nunggu mobil bus yang antriannya panjang banget kaya mau ngambil sembako…” Gerutu raisya sendiri sambil memasuki gerbang sekolahnya. Ia mengendap ke kiri dan kenan mencoba memperhatikan keadaan sekitar gerbang sekolah. Namun tak ditemukan pak kepala sekolah disana.

Hujan tiba-tiba turun deras, spontan raisya kocar kacir mencari tempat perlindungan, karena jalan menuju depan kelas dari gerbang lumayan jauh, sambil berlari ia tundukan kepala sambil menutupnya dengan tas yang raisya pakai. Namun sebuah mobil BMW merah dengan manisnya melewati raisya tanpa pamit sehingga genangan airdi sekitar gerbang menyembur ke tubuh raisya. Lenkap sudah. Tanpa berkta raisya terdiam seperi patung seketika.
“ Apa..ap..apaan nih…..” teriaknya baru tersadar setelah beberapa menit berdiri mematung.
“Hey,,mobil merah..berhenti lo…..woy….” Teriak Raisya marah sambil berlari dibelakang mobil, namun sipengendara mobil nampaknya tak bergeming sedikitpun. Entah karena tidak mendengar atau pura-pura tak mendengar.
“Ohhh…mau cara lebih kasar…..oke…” Sahut raisya lagi pelan namun dalam sambil berdiri memungut batu didepannya dan bersiap melemparkan batu tersebut kearah mobil merah, dengan gaya yang tajam raisya melemparkan batu  dan “ DUK>>>PRAY…” Merasa kaca mobilnya pecah si pengendara baru tersaadar dan langung keluar dengan muka marah tak termaafkan.

“Siapa yang melakukan ini??? "  Teriak lelaki itu geram sambil memegang batu yang di lempar raisya. Di kejauhan terlihat raisya berdiri sambil berkacak pinggang tidak takut sedikitpun karena merasa paling benar.
“Kau…kau yang melakukan ini?? Aisshh..apakah kau sudah gila…?” Teriak pemuda itu marah. Raisya mendekat tanpa canggung sedikitpun.
“ Lo bilang apa? Salah apa? Lo gak lihat apa badan gue kotor dekil gini ulah siapa? Hah…mobil lo yang bikin gue kaya gini tau gak?” teriak raisya marah. Pemuda iu terdim dan membuka kaca mata hitamnya.
“Huh,,,,awas lo ya,,,,urusan kita belom selesai…” Sahut pemuda itu dingin. Sentak raisya marah, tempramennya yang mudah sekali terpancing emosi tak kuat menahan
.” Aishhhhh…….dasssar,,,,” teriaknya keras, dan pak kepsek keluar menuju parkiran mobil tempat raisya beriri.
“ kamu kalau gak minat sekolah jangan datang. Sya…” Sentak pak kepsek tiba-tiba. Raisya mendelik. Matanya tajam. Terlihat ingin mencengkram manusia yang ada disekitarnya. Pak kepsek terdiam, merinding Ia tahu posisinya saat ini tidak benar.
………….
“ Untung pak kepsek baik,,,masih ijinin lo masuk hari ini walau cuman pake switer dan celana si bono….” Ucap ririn sambil memberikan kopi hangat pada raisya.
“Dia takut gue makan kali…” jawab raisya seadanya.
“ hahaha,,,,emang lo nyeremin sih kalo lagi marah…emang siapa sih yang lakuin ini semua?” Tanya ririn lagi.
“ Bentar lagi juga dia datang,,superstar kita……” ledek raisya kesal. Dan benar saja tak lama datanglah sekelompok siswa sambil lari-lari kecil mengelilingi seorang lelaki tampan.
Hah,,maksud lo,,,Ronald??” Tanya ririn kaget tak percaya.
“ Menurut lo…?” jawab raisya kesal.
“ Terus lo mau meminta pertanggung jawaban sama dia?? Lo kan orangnya gak mau kalah….” Tanya ririn.
“ Nggak,,males gue lihat mukanya.. yuk cabut..” ajak raisya sambil menutupi kepalanya dengan kuncup dari sweaternya. Namun saat melewati ronald, tangan raisya langung di tarik olehnya.
“ wesss,,,,urusan kita belum selesai sayang….” Ucapnya lembut dan keadaan terlihat tenang sehingga ucapan ronald terdengar jelas oleh seluruh penghuni kantin yang ada disana.
“ Apaan sih…emang gue punya urusan apa ….” Tanya raisya keras dan melepaskan pegangan tangan Ronald dengan keras.
“ Loe udah lupa? oke…akan gue buat loe inget.” Sahutnya santai sambil menarik tangan raisya dan membawanya keluar dari kantin membuat semua penghuni kantin melongo kaya sapi ompong.

Roland masih menarik tangan raisya keras dan membawanya ke parkiran. Dengan tatapan dingin ia mendelikan matanya ke arah mobil mewah BMW Ronald.
“ Masih bingung lo salah apa?” Tanya Ronald tajam. Raisya tak peduli dengan wajah tanpa bersalah dia membalikan badannya dan meninggalkan Ronald.
“Hey,,,,kau,,,aishhhhh..” Teriak Ronald marah dan segera menarik tangan raisya kuat sehingga tubuh raisnya yang kecil dengan mudahnya jatuh di pelukan Ronald.
Seketika waktu terasa berhenti berputar, dan segerombolan wartawan yang entah datang dari mana dengan leluasanya mendokumetasikan keadaan itu.
“ Wah,,jadi ini pacar anda,,?” Tanya salah seorang wartawan sambil sibuk mefoto sana dan sini. Raisya dan Ronald segera tersadar.
“ akhh,,,ini,,ini tidak seperti yang kalian bayangkan…jadi jangan mengambil kesimpulan sendiri..” Ronald berkata dengan sopan sambil tersenyum. Raisya mendelik.
“ Huhh,,didepan kamera aja bertingkah layaknya malaikat,,,dasar penipu” Gerut raisya kesal dan pergi meninggalkan Ronald yang kebingungan menjawab pertanyaan wartawan.
“ hey,,hey….raisya….” teriak Ronald agak kecil.
“ aishhh,,,bagaimana mungkin ada wanita seperti dia…….” Gerut Ronald kesal.
……………
Pagi-pagi sekali raisya bersiap berangkat sekolah karena tidak ingin berhadapan lagi dengan pak kepala sekolah, namun suara telepon berdering, riri n memanggil.
“ Kenapa? Lo kangen, pagi-pagi udah nelpon?” Tanya raisya judes.
“ Lo belom berangkat sekolah kan?" Tanya ririn khawatir.
“ ini mau, emang kenapa?” Tanya raisya lagi.
“ lo gak nyadar apa? Wajah lo tuh udah tertpampang jelas di seluruh stasiun televisi pergosipan tau…” Sentak ririn agak kesal.
“ Lahh,,emang gua salah apa? Lagian apa urursannya ama pergosipan,,yang ada gua masuk berita reportase itu baru masuk akal …” jawab raisya santai.
“ Ya tuhan sya,, gue serius. Lo pacaran ama si Ronald?” Tanya ririn agak memelankan suaranya.
“nggak lah…lagian lo dapat info dari mana berita miring itu?” Tanya raisya agak kaget.
“ udah gue bilang,,wajah lo terpampang di televisi sayaaanng…..” seru ririn agak kesal.
“ haduuhh,,serius lo…ini pasti karena kejadian kemarin…” sahut raisya yang mulai gelisah.
“ nah loh…jangan bilang lo gak tau masalah ini? Sebenarnya lo punya tv gak sih? “ sentak ririn yang ikutan kesal sekailigus khawatir.
“ hehe….kemarin baru gue gadein tuh ama kostan tetangga,,,,” jawab raisya cengengesan.
“Emang dasar lo gak update..udah lo mening gak usah sekolah,,,karena gue jamin lo bakal jadi inceran paparazzi…” suruh ririn
“ tap..tapi,,gue udah di depan sekolah ni….gimana dong?” sahut raisya bloon.
“ lahh,,kok bisa,,lo bilang tadi baru mau berangkat kan? “ Tanya ririn.
“ iya,,tadi, sambil ngobrol ama lo gue sambil naik bus…hehe” jawab raisya seadanya.
“ Ya Tuhan,,lo tuh ya…udahlah terserah lo aja…gak ada gunanya dong dari tadi gue ngomong panjang lebar ampe mulut gue berbusa..” seru ririn kesal.
Ririn segera menutup teleponnya dengan kesal, namun raisya tak peduli ia tahu ririn tidak akan marah karena hal yang sepele mereka sudah berteman sejak keci.

Raisya hendak memasuki gerbang sekolah, baru saja ia membuka terlihat segerombolan wartawan sedang menunggunya di depan, ia kembali menutup gerbangnya.
“ Gila,,tuh wartawan gak pada tidur apa? Usil banget pengen tahu berita orang…” gerutu raisya kesal.
“ Kalo gini caranya bisa-bisa gue gak bakalan sekola nih…akhh,,,terserah” Sambung raisya lagi sambil menutup mukanya dengan sweter yang ia pakai dan segera membuka gerbang. Namun sebelum raisya masuk seseorang telah menarik tangan raisya dan membawanya di belakang pagar.
“ Jangan masuk…” Seru lelaki itu pelan. Raisya membuka penutup kepalanya, wajahnya segera kesal.
ini semua gara-gara lo.. ronald adirangga pratama” Seru raisya kesal. Ronald menatap raisya dengan tatapan jengkel, tubuh mereka berhadapan dengan raisya yang hampir menempel di tembok,
“ Bukannya kebalik…jangan selalu menyalahkan orang lain,,nona raisya purnama dewi..” balas Ronald dengan nada sinis, tangannya di bentangkan pada tembok, seolah akan memakan raisya.  Pandangan mereka beradu seolah ada kilat yang menjembatani mata Ronald dan raisya. Dari kejauhan tampak mereka sedang bermesraan.
“ Lihat itu mereka…!” Seru seorang wartawan sambil memfoto Ronald dan raisya. Spontan mereka hanya melongo karena tertangkap kamera dalam posisi yang terlihat sedang bermesraan.
“Ronald,,perkenalkan pacarnya…” pinta seorang wartawan mendekati ronald dan raisya yang masih bengong.
“ Akh…tidak,,kalian salah…” jawab Ronald seadanya, sambil melirik kearah raisya.
“ iya,,iya,,kalian salah,,,,ini tidak seperti yang kalian fikirkan..” kelak raisya yang mulai tersadar setelah Ronald menginjak kakinya.
Suara bel berbunyi, Ronald dan raisya mengambil kesempatan ini untuk jadi alasan pergi meniggalkan wartawan.
“ maaf, kami harus pergi..” Sahut Ronald sambil menarik tangan raisya yang masih kaku belum dapat beradaptasi dengan jepretan kamera. Para wartawan tidak mau meninggalkan momen penting saat Ronald menarik tangan raisya dengan kuat. Jepret..jepret,,jepret…
Bersambung yaaaa...............

11 komentar:

  1. np ga kirim ke majalah aja non?

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengen sih,,,tapiiii,,gak tau kirim kemana,,hahaha :)

      Hapus
  2. Ceritanya menarik, jadi terbawa suasana akunya. Andai aku yang ada dalam cerita.

    #ngarep

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaudah kamu masu gih ke cerita,,hehehehe :)

      Hapus
  3. Wah bisa jadi calon penulis novel nih, semangat sob lanjutin terus bakatmu

    BalasHapus
  4. Untung aja bukan pak kepsek yang kena batu, kan kasian kalau dia kena batunya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,,begitulh,,,,kalo pak kepsek yang kena nanti lebih ekstrem lagi,,hahha

      Hapus

Budayakan berkomentar setelah membaca ya,,Terima Kasih

 

Nas_phie Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates